Kerapatan Penduduk
Kota Jayapura dengan bantuan SQL Spasial Join dan Penampilan Visualisasi
Shading Efek Menggunakan QGIS
Oleh. Romyforest
Kerapatan penduduk merupakan indikator penting untuk memahami distribusi manusia dalam suatu wilayah. Kota Jayapura sebagai ibu kota Provinsi Papua memiliki dinamika pertumbuhan penduduk yang pesat akibat urbanisasi, migrasi, dan perkembangan ekonomi termasuk kota pendidikan. Biasanya dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah (km² atau hektar).
![]() |
| Gambar. Kerapatan Penduduk Kota Jayapura |
Kepadatan Penduduk adalah ukuran yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu. Rumus sederhana yang digunakan untuk menghitung kerapatan adalah jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah. Pendekatang ini memungkinkan kita dapat diketahui seberapa padat suatu distrik,kelurahan atau kampung, sehingga memudahkan dalam perencanaan tata ruang maupun pelayanan publik.
Secara
matematis, rumusnya adalah:
Kerapatan Penduduk : Jumlah Penduduk / Luas Wilayah (Km2 /HA)
Misalnya jika sebuah kelurahan di Jayapura memiliki penduduk 10.000 jiwa dengan luas wilayah 2 km², maka kerapatan penduduknya adalah 5.000 jiwa/km². Rumus ini sederhana, tetapi untuk mendapatkan gambaran spasial yang akurat, data tersebut perlu diproses lebih lanjut dalam sistem basis data spasial (PostGIS atau Spatialite) dan divisualisasikan melalui QGIS.
Pendekatan
SQL (Structure Queries Language) dalam basis data spasial memudahkan
perhitungan kerapatan penduduk per unit administrasi. Misalnya, tabel penduduk
yang berisi jumlah jiwa per kampung dapat digabungkan (join) dengan shapefile
batas wilayah administrasi Kota Jayapura. Dengan perintah SQL JOIN dan operasi
perhitungan luas poligon (ST_Area), dapat dihitung nilai kerapatan untuk
masing-masing wilayah kampung.
Contoh queries di PostgreSQL dengan PostGIS:
SELECT
a.kampung,
p.jumlah_penduduk,
ST_Area(a.geom::geography)/500000 AS luas_km2,
p.jumlah_penduduk / (ST_Area(a.geom::geography)/500000) AS kepadatan
FROM kampung_jayapura a
JOIN data_penduduk p
ON a.kampung_id = p.kampung_id;
Queries ini menghasilkan tabel baru yang berisi nama kampung, jumlah penduduk, luas wilayah, dan kerapatan jiwa per km²/HA.
Setelah
hasil queries diperoleh, tahap berikutnya adalah visualisasi. Dalam QGIS, nilai
kerapatan dapat dipetakan dengan teknik choropleth map. Warna merah menunjukkan
kerapatan tinggi, sementara warna hijau menunjukkan kerapatan rendah. Namun,
untuk menambah kekuatan analisis, teknik visualisasi 3D dapat digunakan.
Misalnya, setiap kampung ditampilkan dengan ekstrusi (ketinggian) sesuai nilai
kerapatan penduduknya atau menggabungkan
suatu primary data berbeda dengan menggunakan query concat misalnya nama kampung
dan luas administrasi km2.
Agar
lebih visualistik ditambah efek 3D shading memberi keunggulan karena
menampilkan persepsi ruang secara nyata. Misalnya, di Kota Jayapura, kampung di
pusat kota seperti Jayapura Utara dan Jayapura Selatan kemungkinan memiliki
ketinggian (ekstrusi) lebih tinggi dibandingkan daerah pesisir luar atau
perbukitan. Hal ini membantu pengambil keputusan untuk langsung
mengidentifikasi wilayah yang padat penduduknya.
Kerapatan
penduduk 3D juga dikombinasikan dengan data topografi (DEM – Digital Elevation
Model). Kota Jayapura memiliki kontur wilayah berbukit, sehingga kombinasi data
DEM dengan peta kerapatan akan memperlihatkan perbedaan nyata antara daerah
padat di lembah/pesisir dengan daerah jarang penduduk di perbukitan. Hal ini
mendukung analisis lainnya misalnya melihat wilayah mana yang berpotensi risiko
bencana, aksesibilitas, hingga kebutuhan infrastruktur dan berbagai kebutuhan
pembangunan lainnya.
Hasil
analisis ini bisa digunakan untuk perencanaan tata ruang, seperti zonasi
permukiman, penyediaan fasilitas umum, dan perhitungan kebutuhan air bersih
maupun energi Listrik dan lainnya. Misalnya, jika satu kelurahan memiliki
kepadatan sangat tinggi, pemerintah daerah dapat memprioritaskan pembangunan
jaringan transportasi, pengelolaan sampah, atau sarana pendidikan tambahan di
wilayah tersebut.
Analisis
kerapatan penduduk Kota Jayapura dengan rumus sederhana dapat diperkaya
menggunakan pendekatan queries SQL dalam basis data spasial dan
divisualisasikan dengan layout 3D di QGIS. Pendekatan ini tidak hanya
memberikan data numerik, tetapi juga representasi visual yang intuitif,
memudahkan analisa kebutuhan ruang, perencanaan lebih lanjut, pengelolaan
lingkungan/pemukiman, dan pembangunan berkelanjutan di kota Jayapura.
Referensi:
- Badan Pusat Statistik (BPS). (2010). Klasifikasi Kerapatan Penduduk Indonesia. Jakarta: BPS.
- Dukcapil Kota Jayapura Tahun 2023 diakses dari: gis.dukcapil.kemendagri.go.id
- Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2004). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pedoman Penataan Wilayah. Jakarta: Depdagri.
- Teknik Queries 15.4. Lesson: Queries — QGIS Documentation documentation
- World Bank. (2020). World Development Indicators: Population Density. Washington D.C.: The World Bank


0 Comments