Sabar Menanti merupakan sebuah rumah makan di pinggiran pemukiman Prafi. Warung yang memanjakkan para pengunjungnya dengan sebutan sabar dan menanti kenapa demikian memang karena harus menunggu antrian yang begitu banyak. Sudah memang harus pemesanan  lebih dulu sebelum sampai di rumah makan ini. Sabang menunggu di hari biasa sampai hari libur tempat ini terasa tak kosong oleh para pemanja kuliner yang datang dari pusat kota manokwari, tempat persinggahan perjalan jauh dari Distrik Kebar dan Kabupaten Sorong sebagian lainnya merupakan warga masyarakat yang berdomisili di sekitar Warmare, Masni, Prafi dan daerah-daerah sekitarnya.

Hari ini kami tidak sendirian, pak Kadis memperkenalkan kabupaten manokwari di bidang perhubungan darat kepada 3 utusan kementerian bidang angkutan darat yang berkunjung dalam rangka monitoring dan evaluasi penggunaan bantuan operasional bus (BRT 2017) bagi pemerintah manokwari dinas perhubungan kabupaten. Mereka awalnya datang dengan tugas  yang telah diperintah. Alangkah bedahnya di terima dengan pelayanan yang baik oleh akomodasi dinas, penginapan bahkan tour menjajaki sebagian manokwari  dan hangout disekitaran manokwari.

Kadis dan Kabid Angkutan Jalan dan sejumlah staf mengingkan hubungan mitra yang komunikatif dan harmonis, menerima dan melayani tamu-tamu dengan baik. Ditunjukkan oleh tata komunikasi mereka yang santai dan fleksibel dengan Dishub kabupaten. Mempuni wujud harapan dan angins segar memulai suatu hubungan yang progress dengan pihak pusat tapi sekaligus mengupgrowh peran serta dinas perhubungan kabupaten dalam percepatan pembangunan negara bidang perhubungan di ibukota provinsi Papua barat ini.

Kami mengitari meja makan sabar menanti makanan yang datangnya menjelang sore ini, Pak Barangsano (Kabid) telah memesangnya di kantor sebelum trip kami kira-kira membutuhkan waktu 35 menit hingga tiba di Rumah makan ini. Karena sakit Maag Pak Kadis dan Pak Hok menepikan kendaraan dipinggiran Arfai untuk menjajakan makanan ringan dan air mineral, kami semua memang lapar karena waktu menunjukkan pukul 13.20 siang. Diantara kami hanya Pak Stevi yang sudah makan siang hehe, makanan ringan kami habiskan diperjalanan. Pak Kadis senyum menepi dan mengajak makan snack di mobil yang Ia kemudi, ke 3 tamu tersebut dengan santunnya mengajak pak kadis biarlah kami akan makan di rumah makan pungkas mereka. Lebih memang mereka masih penasaran dengan perjalana yang akan ditempuh.

Pelayanan yang prima sabagai bagian dari membentuk rantai panjang dalam mengembangkan perhubungan kabupaten manokwari bidang angkutan jalan.  Memberikan kesan kepada negara bahwa upaya membangun negara ini diperlukan kerjasama yang terintegarasi, holistic dan komperhensif dalam mencapaihubungan kondusif, adanya keterbukaan informasi dan data .Memberi kepastian jalur-jalur alternative yang dapat dikelola dan atau dimasuki untuk menggalang upaya membangun dalam satu jalur bottom-up. Desentralisasi kewenangan yang menunjukkan daerah sebagai host dalam mengelola pembangunan bangsa menjadi battom up. Tidak kebetulan kehadiran para tamu negara bidang angkutan jalan telah membawa pintu masuk yang sudah dibuka dengan baik. Menatapi kondisi manokwari dan kendala yang dihadapi tentunya akan memberikan pencerahan kepada negara tentang kondisi daerah dalam merancang pembangunan perhubungan dalam satu jalur pembangunan bangsa. Pak Kadis 3 hari berturut-turut mendrive dan mencash kunjungan kedatangan mereka dengan layanan yang baik dan tidak biasanya. Pemerintah manokwari melalui dinas perhubungan mengharapkan jalan terbuka dan agar nantinya misa Kita Bisa dapat terwujud, membawa nama baik kedepan para elit bidang perhubungan di negara ini.

Pak Stevi dan Pak Sabami memberikan oleh-oleh tampa harus mereka biayai, mempaketkan dan menitipkan sebagian lainnya untuk mereka di kementerian. Kedatangan para ke 3 tamu ini selain tugas negara, mereka dalam sebuah medan adventured yang diperlihatkan dengan view yang indah dari kebaikkan orang Papua dan menghirup udara segar di Tanah Injil Manokwari melalui dinas perhubungan, kelautan dan  perikanan kabupaten manokwari.
Sabar menanti jadi celoteh selasa sore (23/04) menjelang malam, Pak Kadis, Pak Kabid, Pak Hok, Pak Sabami dan Pak stevi membuat laporan dan proposal pangajuan bantuan bus sekolah ke kementerian perhubungan. Sabar Menanti bukannya hanya sebutan nama warung di dataran Prafi namum jadi tempaan harapan bagi dinas dan mimpi-mimpi kedapan memperjuangkan perhubungan dikabupaten manokwari yang konstruktif dan berkelanjutan demi menciptakan admosfer dan pelayanan perhubungan yang amana, nyaman dan kondusif.