Apakah LGBT+ dapat diterima dalam standar rasio hak asasi yang berhubungan dengan phisikologis, biologis/genetis dan  hak asasi yang dipakai oleh standar manusia?. Kematian adalah hukuman atas dosa, tiap manusia akan mati?. Terus mati kemana?. LGBT+ telah masuk dalam state standard, artinya pemerintah memberikan ruang atas kehadiran mereka misalnya freedom to merry yang menjadikan mereka sebuah koheren kuat dalam berbagai dimensi. Walaupun keberadan LBGT tidak diterima yang merupakan sebuah ancaman sosial budaya masyarakat konservatif.  Budaya kontenporer dalam nilai-nilai kemanusian yang normatif, budaya sekulerisme dan bagaimana fenomena ini dibaca dari pemikiran Kristen

Tiap manusia bagian dari masyarakat global human being communities, tentu hak hasasi manusia adalah kebebasan yang dimiliki tiap individu menjadi ikatan moralitas yang mengharapkan hak yang sama oleh semua org. Memungkin orang yang saling terkait dalam situasi tertetu misalnya dalam lingkungan kerja yang menerapkan standar kesetaraan, iklusifitas dan kesamaan hak. Pertanyaan tentang keberadaan LBGT ada disekitar lingkungan kita dan sikap orang dalam menyikapinya. Dalam dimensinya mereka juga mengungkapkan kenapa bisa terjadi yang dimuai dari merintis gerekkan hingga mencapai kemenangan membumikan kebebesan menikah.

Dalam serbai serbi LGBTQIA+ Amnesty Internasional Indonesia melihat fenomena ini sebagai  orientasi seksual, jenis kelamin, identitas gender, ekspresi gender, kebangsaan, ras/etnisitas, agama, bahasa dan status lain yang kita sandang, hak asasi manusia kita harus dihormati tanpa diskriminasi. Bahkan tak heren menyoal kata LGBT mendapatkan kontra yang meluas hampir disemua kalangan. Di banyak tempat, orang LGBT menjadi sasaran pelanggaran HAM karena mereka berbeda dan dianggap tidak sesuai dengan norma gender yang ditetapkan secara budaya. Akibatnya, mereka berisiko tinggi mengalami kekerasan, pelecehan, diskriminasi dan eksploitasi.

Di banyak negara, menjadi lesbian, gay, biseksual, transgender atau interseks (LGBTI) berarti hidup dengan diskriminasi setiap hari. Diskriminasi ini dapat didasarkan pada orientasi seksual, identitas gender, ekspresi gender (bagaimana seseorang mengekspresikan gendernya melalui pakaian, rambut, atau rias wajah), atau karakteristik seks (misalnya, alat kelamin, kromosom, organ reproduksi, atau kadar hormon).

Terkadang, permusuhan yang ditujukan kepada orang-orang LGBT didukung pemerintah bahkan sebagian negara keras melarang keberadaan LBGT. Kampanye yang disponsori pemerintah Chechnya mengarah pada penargetan pria gay.Sejak 2017, beberapa di antara mereka diculik, disiksa, dan bahkan dibunuh. Di Bangladesh, aktivis LGBT disiksa sampai meninggal oleh kelompok bersenjata pada April 2016. Tapi, polisi setempat selaku aparat penegak hukum dan pemerintah dikabarkan tidak terlalu tertarik memberikan keadilan kepada keluarga korban. Di banyak wilayah sub-Sahara Afrika, sejak era kolonial hingga sekarang, orang LGBT terus hidup dalam ketakutan akan ketahuan, kemungkinan untuk diserang dan dipenjara karena identitas mereka atau bahkan dibunuh

Saat ini, pasangan sesama jenis dapat berbagi kebebasan untuk menikah di 35 negara di 7 benua (naik dari nol kurang dari 20 tahun yang lalu). Lebih dari 17% populasi dunia – lebih dari 1,2 miliar orang – sekarang tinggal di negara-negara dengan kebebasan untuk menikah. Banyak negara lain memberikan beberapa perlindungan, selain pernikahan, untuk pasangan semacam itu. Ketika para pemimpin global, bisnis, dan orang-orang di seluruh dunia secara bertahap tumbuh untuk memahami bahwa keluarga dibantu, dan komunitas serta negara menjadi lebih kuat, dengan melindungi semua pasangan berkomitmen yang penuh kasih, momentum untuk kebebasan menikah dan hak asasi manusia di seluruh dunia akan terus maju

LBGT+ jika ditelusur akan mendapatkan fakta-fakta historical, misalnya kehancuran moral dan sekulerisme yang tumbuh kembang di zaman Nabi Nuh. Allah memberikan hukuman atas manusia bukan karena dosa melainkan konsekwensi akibat   pelanggaran manusia terhadapNya sejak mula-mula. Bukan manusia berbuat dosa tapi dosa telah telah ada dalam warisan sehingga manusia berbuat dosa. Allah memang Kasih tapi bukan berarti manusia mempertahankan kesalahan yang pernah dibuat suku Nefiridin dizaman Nuh, hidup dalam sekuleritas termasuk melegitimasi praktek LBGT+ dimasa tersebut karena berbanding terbalik dengan kodrat Ilahi dimana makhluk hidup diciptakan berpasangan secara sexual ratio antara perumpuam dan pria atau jantang dan betina, ini juga terjadi dalam tumbuhan antara serbuk sari dan putik dan sebagainya.

Apakah LBGT+ adalah siasat iblis untuk melawan Allah?Apakah LGBT+ dapat diterima dalam standar rasio hak asasi yg berhubungan dengan phisikologis, biologis/genetis dan  hak asasi yang dipakai oleh standar manusia?. Klo kita tau manusia akan mati mengapa mempertahankan dalil. Terus mati kemana?. LGBT+ telah masuk dalam state standard, artinya pemerintah memberikan ruang atas kehadiran mereka misalnya freedom to merry yang menjadikan mereka sebuah koheren kuat dalam berbagai dimensi. Budaya baru diciptkan, budaya sekulerisme dan bagaimana fenomena ini dibaca dari pemikiran Alkitab https://studibiblika.id/2019/07/28/pandangan-alkitab-terhadap-fenomena-lgbt-lesbian-gay-biseksual-transgender/.

Karena kita bagian dari masyarakat global human being communities, tentu hak hasasi manusia menjadi ikatan moralitas yang mengharapkan hak yang sama oleh semua org. Memungkin orang yang saling terkait dalam situasi tertetu misalnya dalam lingkungan kerja yang menerapkan standar kesetaraan, iklusifitas dan kesamaan hak. 

Pertanyaannya adalah apakah LBGT adalah siasat iblis untuk melawan Allah?