Jayawijaya memiliki topografi yang beragam dan menantang. Wilayah ini terdiri dari pegunungan tinggi, lembah yang datar, bergelombang, dan dengan ciri khasnya dataran rendah yang subur.

Dataran tinggi pegunungan di Jayawijaya merupakan kesatuan konfigurasi dari pegunungan di dataran tinggi pegunungan di Papua sejajar dari timur kearah bagian barat. Termasuk Puncak Jaya atau sebutan lainnya Puncak Cartenz yang mencapai ketinggian kurang lebih 4.884 meter di atas permukaan laut.

Jajaran pegunungan di Jayawijaya mengapit Lembah Baliem dengan luas yang berkisar antara 900 – 1000 Km2. Lembah ini dalam lintas generasi didiami oleh suku Dani, Lani, Walak. Terkenal dengan pemandangannya yang indah serta memiliki budaya yang khas dan kaya.

Wilayah dengan dataran rendah yang subur ini, pertanian telah menjadi sistem penghidupan local yang secara turun temurun cocok untuk pertanian, beternak dan tempat tinggal. Wilayah lembah Baliem dengan sungai Baliem sebagai daerah aliran sungai utama  dari wilayah barat hingga selatan Papua.

Dengan suhu yang lebih rendah, dataran tinggi ini sering kali menjadi tempat untuk flora dan fauna yang lebih jarang ditemukan di wilayah lain. Keanekaragaman hayati yang ada juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal. Keindahan dan kekayaan hayati di Dataran Tinggi Jayawijaya menjadikannya tempat yang menarik baik untuk peneliti, wisatawan, maupun mereka yang tertarik dengan alam dan budaya Papua

Keanekaragaman topografi ini memberikan potensi alam yang luar biasa serta tantangan dalam pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas.

Gambar. Efek hillshade dan topografi dataran tinggi Jayawijaya

Kondisi alam dengan topografi yang bervariasi dan rumit ini, maka dirasa perlu membuat suatu gambar yang berbasis pada sistem geografis dengan menggunakan teknik pemodelan yang menunjukkan elevasi yang dapat menggambarkan kondisi topografi di Pegunungan Jayawijaya

Membuat peta topografi adalah suatu proses yang melibatkan penggambaran permukaan bumi dengan detail yang menggambarkan kontur, ketinggian, dan bentuk lahan. Peta ini digunakan untuk memberikan informasi tentang bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, lembah, dan dataran. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam membuat peta topografi:

Bagaimana Membuat Peta Topografi

Secara umum  data topografi diperoleh melaui kegiatan Survei Lapangan dengan menggunakan alat ukur seperti total station, GPS, atau theodolite untuk mengumpulkan data ketinggian dan koordinat di lapangan. Data Satelit atau LIDAR  LIDAR (Light Detection and Ranging) yang memberikan data topografi dalam bentuk titik-titik ketinggian dengan akurasi tinggi. Peta Topografi Eksisting  sebagai referensi untuk membuat peta baru atau memperbarui informasi yang lebih akurat.

Membuat Kontur:

·      Garisan Kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Garis ini membantu menggambarkan bentuk permukaan bumi.

·      Interval Kontur: Tentukan interval kontur yang sesuai dengan skala peta dan detail yang diinginkan. Misalnya, interval 50 meter bisa digunakan untuk wilayah yang relatif datar, sementara interval 10 meter lebih tepat untuk daerah berbukit atau pegunungan.

·      Menggambar Kontur: Di atas kertas atau menggunakan perangkat lunak GIS (Geographical Information System), gambarkan garis kontur berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Pemilihan Skala Peta:

·        Tentukan skala peta yang sesuai, misalnya 1:25.000 atau 1:50.000, tergantung pada area yang akan dipetakan dan tingkat detail yang diinginkan.

·        Skala ini akan menentukan jarak antara dua titik pada peta relatif terhadap jarak sebenarnya di lapangan.

Menambahkan Elemen Peta:

·        Legends: Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan berbagai fitur (seperti jalan, sungai, bangunan) pada peta.

·        Skala Peta: Untuk menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak sesungguhnya.

·        Keterangan/Keterangan Posisi: Menambahkan keterangan seperti nama tempat, nama sungai, gunung, dan lainnya.

·        Arah Mata Angin: Untuk menunjukkan arah utara pada peta.

Menggunakan Software GIS (Jika Perlu):

Untuk membuat peta topografi digital, Anda bisa menggunakan perangkat lunak GIS seperti ArcGIS, QGIS, atau Google Earth Engine. Dengan menggunakan perangkat lunak ini, Anda bisa memproses data topografi dan mengonversinya menjadi peta topografi yang lebih akurat dan mudah digunakan.

Penyelesaian dan Validasi:

·        Setelah peta topografi selesai dibuat, lakukan pengecekan untuk memastikan akurasi kontur dan elemen-elemen lainnya.

·        Jika memungkinkan, validasi dengan data lapangan atau referensi peta lainnya untuk mengonfirmasi bahwa peta yang dihasilkan menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Perangkat yang digunakan:

·        Alat Survei: GPS, Total Station, Alat Pengukur Ketinggian

·        Perangkat Lunak GIS: ArcGIS, QGIS, Global Mapper, AutoCAD Map, atau software sejenis

·        Peta dan Data Referensi: Untuk membantu mengonfirmasi atau membandingkan peta yang dibuat