Selayang Pandang Kota Wamena
Googling nama Wamena akan muncul scriptlink yang cukup banyak dari yang berisi berita bahkan cerita blog/vlog dan berbagai sudut pandang mulai dari, artikel dan penelitian. Tak hanya itu, Wamena dengan cirut marutnya telah didokumentasikan oleh berbagai tulisan ilmiah yang memberi pengambangan lebih luas terhadap kekayaan data dna informasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Singkat cerita menurut distrikpyramid.blogspot.com bahwa guna menghindari kontroversi dan keseimpasiuran dikalangan masyarakat maka pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah mengadakan beberapa kali pertemuan, serasehan, dan untuk mendapatkan masukkan terkait HUT kota Wamena yang dilaksanakan pada 4 November 1996, tanggal 5 Maret 1997 dan seminar pada 10 Februari 1998 yang telah memutuskan bahwa hari jadi kota Wamena jatuh pada 10 Desember 1956 yang kemudian statusnya disahkan melalui Peraturan Daerah Kab. Jayawijaya Nomor 4 Tahun 1998. Penatapan ini lebih dilatari oleh masuknya peradaban penginjilan yang kemudian secara pemerintahan dijalankan sejak 14 Desember 1956.(Baca sejarah Jayawijaya: https://www.papua.go.id/view-detail-kabupaten-284/sejarah.html)
Oleh karenanya memang jadi momentum yang penting bagi penduduk Jayawijaya bahwa tanggal 10 Desember merupakan hari lahirnya peradaban manusia di Lembah Baliem. Usia yang bukan muda jika menelisik usianya yang sudah tua sangat tentu masyarakat yang hidup didearah ini harusnya memiliki peradaban dan corak produksi yang sudah maju dan berkembang untuk pula terlibat dalam berbagai kemajuan dan percaturan persaingan yang terus berkembang di Papua bahkan dilevel global. Kota ini merupakan pusat pendidikan bagi daerah-daerah yang mengitarinya, termasuk juga pusat pembangunan dan perekonomian, karena jalur utama menuju kabupaten terdekat harus melalui wamena begitu pula supply dan distribusi barang dan jasa yang lalu lalang melalui kota Wamena.
Oleh karenanya memang jadi momentum yang penting bagi penduduk Jayawijaya bahwa tanggal 10 Desember merupakan hari lahirnya peradaban manusia di Lembah Baliem. Usia yang bukan muda jika menelisik usianya yang sudah tua sangat tentu masyarakat yang hidup didearah ini harusnya memiliki peradaban dan corak produksi yang sudah maju dan berkembang untuk pula terlibat dalam berbagai kemajuan dan percaturan persaingan yang terus berkembang di Papua bahkan dilevel global. Kota ini merupakan pusat pendidikan bagi daerah-daerah yang mengitarinya, termasuk juga pusat pembangunan dan perekonomian, karena jalur utama menuju kabupaten terdekat harus melalui wamena begitu pula supply dan distribusi barang dan jasa yang lalu lalang melalui kota Wamena.
![]() |
Gambar. Igamery layout di ARCGis 10.2 |
Untuk mencapai
kota Wamena hanya dapat diakes dengan menggunakan pesawat udara dari Kabupaten Jayapura
menggunakan pesawat Boeing/ATR dengan jarak tempuh 30 -45 menit. Untuk
keseluruhan rata-rata aktivitas bandara Wamena mampu memberikan akses pesawat
udara sebanyak 120 kali aktivitas peswat yang hilir mudik membawa penumpang
hingga distribusi barang dan jasa dari kota Jayapura, Yahukimo dan pesawat cesna
dari daerah-daerah pedalaman di pengunungan tengah Papua. Aspek penting dalam
kemaujuan dan pembangunan sebuah daerah maju dan bersaing salah satu pemicu
adalah aksesibilitas dan ketersedian moda transportasi yang maju dan modern.
Wamena mengalami kondisi yang stagnan karena mobilisasi keseluruhan hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi udara walaupun memang pemda telah berupaya mendatangkan pesawat komersial dan cargo untuk lompatan peningkatan daerah. Perlu juga membangun
alternative lainnya seperti jalur dari melewati kebupaten pemekaran baru yang
bisa menembus jalur-jalur niaga besar misalnya melalui laut di kabupaten
Nduga, jalan trans melalui kabupaten Yalimo. Untuk mencapai kemajuan yang besar
tersebut perlu menempatkan peradaban dan kesiapan manusia asli Papua di wilayah
pegunungan tengah untuk sedapat mungkin dapat memanfaatkan jalur-jalur tersebut
dan bukan orang lain.
Wamena
meniaturnya Papua bahkan pula seluruh paguyuban hidup dan berkaya didaerah ini
memajukan daerah dari berbagai aspek, pendidikan, kesehatan, ekonomi, social, budaya dan teknologi bahkan transfer nilai pengetahuan baru yang memberikan warna sebagai
cita rasa berbeda yang disebut dengan LABEWA (Lahir dan Besar di Wamena).
Kelompok ini adalah bagian dari keseluruhan konteks kehidupan dari berbagai
dimensi, agama, pemerintahan, lembaga adat bahkan perkumpulan lainnya yang disebutkan diatas yang
menyeimbangkan nilai emosional sebagai
tanggak pembangunan dan pemersatu orang lembah Baliem.
Wamena sendiri
terletak di Provinsi Papua wilayah pegunungan tengah sekitar 2100 M dpl yang
terbentang jauh dari tiom hingga kurima, dari Habema hingga pegunungan Pugima
dengan panjang lembah bisa mencapi ± 189
km/72,9 km2 . Lembah yang luas yang terbentang sungai baliem dari
ujung barat hingga ujung timur sepanjang lembah baliem ini. Lebih dikenal
dengan lembah Agung Wamena. Paling tidak terdapat 16 konfederasi klan di lembah
baliem bagi suku Hubula suku lainnya yakni Lanny dan Walak.
Kabupaten
Jayawijaya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969, tentang
pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di
Provinsi Irian Barat. Berdasarkan pada undang-undang tersebut secara geografis
kabupaten Jayawijaya terletak pada garis meridian 138o30’ – 139o40’ Bujur Timur dan 3o45’ –
4o20’ Lintang Selatan
yang memiliki daratan seluas 13.925,31 km2. Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu kabupaten
di provinsi Papua dengan beribukota Wamena. Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten
Membramo Tengah, Kabupaten Yalimo, dan Kabupaten Tolikara disebelah Utara.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten yahukimo,
sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Yalimo,
sebelah barat adalah Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya.
Sejak tahun 2017 Kementerian Dalam Negeri menampilkan data kabupaten Jayawijaya dengan wilayah luas 7.030, 66 km2 ini terbagi menjadi
40 Distrik. Kabupaten
Jayawijaya terletak pada ketinggian sekitar 1600 -2400 m dpl berukuran panjang
sekitar 60-80 km dan lebar 15-20 km. Kawasan ini terletak pada zona stratigrafi
gugusan pegunungan tengah Irian Jaya hasil dari suatu fenomena proses geologi
terangkat daratan akibat tekanan secara suksesif pada awal masa Oligosin sampai
akhir masa Neogen dan masa Quaterner (Bemmelen, 1970). Berdasarkan hasil
penelitian Soepraptohardjo et al. (1971) dan Tim Peneliti Puslitbang
Geoteknologi LIPI (1991), kawasan ini memiliki 9 jenis tanah, antara lain:
Organosol, Alluvial, Glei Humus, Hidromorf kelabu, Regosol, Podzolik merah
kuning, Renzina, Listosol dan jenih tanah hutan kecoklatan.
Berdasarkan
data pengamatan klimatologi di Stasiun Klimatologi dan Geofisika Cabang Wamena
dan Kurulu, iklim di Lembah Baliem termasuk ke dalam tipe iklim tropik
pegunungan. Temperatur rata-rata tahunan 19,5°C dengan variasi harian
temperature minimum 14,2°C dan temperatur maksimum sebesar 26,5°C. Secara umum
kondisi temperatur di Wamena terasa dingin di malam hari (14,2°C) dan panas di
siang hari hingga mencapai (26,5°C). Sedangkan berdasarkan data curah hujan,
menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson (1951) kawasan Lembah Baliem Wamena
termasuk ke dalam kategori tipe A dan menurut klasifikasi Koopen, termasuk tipe
Afa dengan nilai Q = 0 %. Jumlah curah hujan rata-rata tahun berkisar antara 1100 mm-3500 mm, dengan
kondisi curah hujan harian hampir kontans sepanjang tahunnya. Musim hujan
terjadi selama 8 bulan ditandai dengan curah hujan yang tinggi yaitu terjadi
pada bulan Oktober hingga bulan Juni tahun berikutnya. Sedangkan musim kemarau
hanya berlangsung selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli-September. Sedangkan
kondisi kelembaban udara relatif moderat berkisar antara 70-90%.
Kabupaten
Jayawijaya berada di hamparan Lembah Baliem, sebuah lembah aluvial yang
terbentang pada areal ketinggian 1500-2400 mdpl. Temperatur udara bervariasi
antara 14,5 derajat Celcius sampai dengan 24,5 derajat Celcius. Dalam setahun
rata-rata curah hujan adalah 1.900 mm dan dalam sebulan terdapat kurang lebih
16 hari hujan. Musim kemarau dan musim penghujan sulit dibedakan. Berdasarkan
data, bulan Maret adalah bulan dengan curah hujan terbesar, sedangkan curah
hujan terendah ditemukan pada bulan Juli.
Dinamika Kehidupan Sosial
Seluruh umat manusia telah
dinugrahi kebudaayan sebagai sarana, landasan dan pijikan yang menggambarkan
kedaulatan masyarakat terhadap teritori dan semua aset yang dimilikinya. Begitu
juga nilai-nilai kehidupan yang masih apik dilembah baliem, dari sistem
kearaban, corak pertanian, adat istiadat, upacara pernikahan, pemakaman dan
lainnya yang masih menduduki kesenjangan sosial didaerah ini. Pertalian antara
kebudayaan majemuk yang plural telah mengantarkan pola kehidupan masyarakat di
daerah lembah baliem dalam dunia pendidikan, pemerintahan dan penginjil. Kian
hari muncullah kaum pengamat politik,
akademis, konsultan, penyuluh, tenaga ahli yang memberikan nuangsa baru dalam
melacongkan perubahan lebih berkembang dan maju.
Pranata sosial yang terbentuk
menggambarkan kondisi masyarakat yang relatif menjaga relasi dan persaudaraan
sebagai mandat penting dalam menjunjung hubungan yang terbentuk baik, misalnya
perkumpulan sosial dengan keakraban, perkumpulan pemuda geraja, kegiatan
pertunjukkan kebudayaan masa lalu pada ajang karnaval dan festival budaya tiap
tahunnya. Dinamika ini membentuk sikap lebih terbuka dalam menapikan
praktek-prekatek budaya yang terus dilangsungkan melalui media-media tersebut.
Atraksi bernilai budaya bahkan kontenporer seperti tarian yosim pancar (Yospan)
tarian balada cenderawasi, pembuatan kebun baru, pembuatan pagar kebun,
pembuatan rumah honai dan lain sebagainya terkompilasi secara eksotik dan
bernilai tinggi dan langkah.
Proses difusi kehidupan
dengan berlihnya sistem-sistem lokal seperti pembuatan noken dengan menggunakan
benang dari tumbuhan diganti dengan polycer benang sintetik, perumahan lokal
dari honai menjadi atap seng dan lain sebagainya. Terjadi pula proses asimilasi
dalam upacara pernikahan bagi masyarakat asli dan orang pendadatang Papua
sepeti suku Biak dan Suku-suku Yapen dengan prosesi antar pering batu sebagai
jalan menuju ikatan kebatinan dan rasa menerima.
Linkungan Potensi Flora dan Fauna
Lanscape lembah dari hutan sekunder, hutan primer, hutan lindung. kawasan hutan umumnya adalah hutan sekunder yang di sekitarnya telah banyak di gunakan untuk berkebun. Keadaan flora Arobaya & Pattiselanno (2007) telah melakukan penelitian di Lembah Baliem Papua untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Terdapat 35 jenis tanaman berguna yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya bahan konstruksi, kayu bakar, busana, rajutan, pangan, peralatan, dapur dari berburu serta sebagai ornamen budaya atau ritual tertentu. Jenis dan pemanfaatan tersebut di sajikan pada tabel 1.
Lanscape lembah dari hutan sekunder, hutan primer, hutan lindung. kawasan hutan umumnya adalah hutan sekunder yang di sekitarnya telah banyak di gunakan untuk berkebun. Keadaan flora Arobaya & Pattiselanno (2007) telah melakukan penelitian di Lembah Baliem Papua untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan berguna yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Terdapat 35 jenis tanaman berguna yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya bahan konstruksi, kayu bakar, busana, rajutan, pangan, peralatan, dapur dari berburu serta sebagai ornamen budaya atau ritual tertentu. Jenis dan pemanfaatan tersebut di sajikan pada tabel 1.
Tabel 1.Tumbuhan serbaguna
yang dimanfaatkan masyarakat Lembah Baliem
Spesies
|
Nama Lokal
|
Pemanfaatan
|
Acalypha amentaceae
|
Lisane
|
Daun
kering untuk menggulung tembakau, ranting keras untuk kayu bakar, kulit
elastic untuk keranjang dan bahan rajutan untuk tas (noken)serta bahan untuk
pakaian wanita.
|
Alpinia brevituba
|
Jewi
|
Bumbu mempunyai
aroma special seperti jahe
|
Araucaria cunninghamii
|
Sien
|
Bahan
konstruksi, kayu bakar dan peralatan berburu.
|
Alyxia floribunda
|
Ilak
|
Kulit untuk
rajutan noken wanita
|
Baeckea frustescens
|
Wile
|
Bahan
kayu bakar
|
Bischofia javanica
|
Pum
|
bahan kayu
bakar yang baik
|
Calamus prattianus
|
Mul
|
Bahan
pe,buat tali, keranjang, peralatan pertanian dan alat berburu (panah dan
busur)
|
Castanopis
|
Heye
|
Buahnya dapat
dimakan, kayu untuk konstruksi, pagar dan kayu bakar
|
Casuarina sp.
|
Kasuari
|
Bahan
kayu bakar
|
Cordyline terminalis
|
Jebe
|
Dahan dan
ranting untuk kayu bakar, dan daun digunakan dalam tarian upacara adat
|
Dacydium elatum
|
Wapi
|
Kayu
Bakar
|
Dawsonia beccari
|
Wurugi
|
Dahan Keras
untuk rajut rok wanita
|
Eleocharis dulchis
|
Sali
|
Bahan
Rok Wanita
|
Ficus aderosperma
|
Hule
|
Kayu kering
digunakan untuk pagar dan kayu bakar, sedangkan kulit kayu sebagai bahan rok
wanita
|
Greviela papuana
|
Wep
|
Kayu
Bakar
|
Helichrysum
|
Bunga
|
Bunga dengan
harga jual tinggi
|
bracteatum
|
Kurulu
|
|
mperata cylindrical
|
Oaliker
|
Buat atap rumah
dan ternak
|
Ipomoea batatas
|
Hipere
|
Sumber
pangan lokal utama
|
Lagenaria siceraria
|
Sika/holim
|
Buahnya
dikonsumsi, bunga kering berbentuk seperti botol digunakan sebagai tempat
menyimpan air dan darah dalam upacara adat. Buah yang berbentuk panjang dan
lurus digunakan sebagai "koteka"
|
Metrosideros pul/ei
|
Selon
|
Kayu
keras yang digunakan sebagai bahan konstruksi, pagar, alat penggali, tombak
dan kayu bakar
|
Mussaenda reindwardtiana
|
Pit-pit
engka
|
Daun muda
digunakan sebagai bahan alas "noken" keranjang yang sering
digunakan untuk memikul barang.
|
Pandanus conoideus
|
Saik eken
|
Minyak
digunakan untuk memasak bahan makanan dan
ampasnya merupakan pakan temak babi
|
Pandanus julianettii
|
Saluke
|
Buahnya
dikonsumsi sedangkan daun biasanya digunakan sebagai payung dan bahan atap
pondok di hutan
|
Pandanus pectinatus
|
Saim
|
Daun
menggantikan fungsi payung dan sebagai bahan tikar
|
Paraserianthes faltacaria
|
Wiki
|
Terkadang
digunakan sebagai bahan pagar tetapi umumnya dimanfaatkan untuk kayu bakar
|
Piper gibbilimbum
|
Yelika
|
Biasanya
dipakai sebagai pengganti piring atau gelas
|
Pittosporum ramiflorum
|
Munika
|
Kayu
dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan bijinya dipakai anak-anak untuk bermain
perang-perangan
|
Podocarpus papuana
|
Faharap
|
Kayu
bakar dan komponen konstruksi
|
Setaria palmifolia
|
Sowo
|
Dauan
dikonsumsi, dimasak dengan cara "bakar batu" cara tradisional
memasak dengan batu yang panas
|
Wendlandia paniculata
|
Sugun
|
Dahan
dan ranting kering digunakan sebagai pagar dan kayu bakar
|
Wikstroemia venosa
|
Henawun
|
Kulit yang
elastis digunakan sebagai tali untuk merajut keranjang dan bahan rok wanita
|
Arobaya & Pattiselanno (2007)
Kawasan lembah disusun oleh beberapa tipe lingkungan hasil aktivitas manusia yang mengekploitasinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kawasan budidaya (kebun hipere ubijalar, tipe baru kebun tanaman pangan), hutan sekunder, tempat keramat dan kawasan pemukiman. Diantara satuan lingkungan tersebut kebun ubijalar dan hutan sekunder mendominasi di kawasan lembah. Tipe baru kebun tanaman pangan merupakan bentuk satuan lingkungan yang relatif masih baru hasil introduksi para pendatang berupa kawasan budidaya berbagai jenis tanaman pangan, seperti kebun untuk tanaman sayuran, kebun untuk tanaman palawija (jagung, kacang tanah, kedelai, dan lain-lainnya. Vegetasi kawasan Lembah Baliem terdiri atas jenis-jenis antropogenik seperti Casuarina oligodon, Acalypha amentacea, Macaranga mappa, Dodonaea viscosa didominasi dan beberapa jenis herba seperti Phragmites karka, Mischanthus floribundus, Fimbrystylis sp., dan lain-lainnya.
Beberapa
jenis tumbuhan yang menjadi indikasi adanya perkampungan antara lain Casuarina oloigodon,
Pandanus conoideus, dan Musa
paradisiaca. Jenis Aucaria
cuninghamii yang tumbuh terisolasi
merupakan kawasan yang sering digunakan sebagai tempat seremonial adat.
Sedangkan populasi Paraserianthes falcataria dan Casuarina oligodon yang
tumbuh secara alami di suatu lahan akan dipelihara pemiliknya untuk digunakan
sebagai bahan persediaan kayu bakar, bahan bangunan, bahan pembuat pagar dan
lahan persediaan kebun ubijalar. Demikian juga populasi Imperata cylindrica di
suatu lahan dibiarkan tumbuh untuk keperluan pembuatan atap rumah dan atap kandang ternak babi. Hutan
sekunder Wamena merupakan bekas kebun ubijalar yang ditinggalkan dan bukan
merupakan hutan sekunder akibat eksploitasi hasil hutan. Hutan sekunder ini merupakan salah satu tahapan sistim
pertanian perladangan berpindah sebagai upaya untuk mengembalikan kesuburan
tanahnya. Apabila kondisi hutan sekunder tersebut dianggap telah pulih kembali
kesuburannya, maka hutan sekunder tersebut akan dibuka kembali untuk dijadikan
lahan pertanian. Jenis tumbuhan yangmendominasi kawasan hutan sekunder adalah
berbagai jenis tumbuhan seperti Dodonaea viscosa, Pittosporum ramiflorum,
Pittosporum ferrugenium, Homalanthus papuanus, dan Grevillea papuana. Sedangkan
hutan sekunder di kawasan pegunungan atau di lereng gunung ditumbuhi oleh
jenis-jenis tumbuhan seperti Rhododendron macgregoriae, R bayerinckianum, R.
hellvigii, Vaccinium angustifolium,
Medinilla speciosa, Melastoma malabarica, Baeckeafrutescens, dan
lain-lainnya. Selain itu dijumpai pula jenis-jenis tumbuhan hutan primer yang
masih muda seperti jenis Nothofagus rubra,
Nothofagus sp.,Wendlandia paniculata, Gardenia lamingtonii, dan
sebagainya.Vegetasi alami terdiri dari jenis tumbuhan hutan pegunungan dan
hutan pegunungan subalpine. Kawasan hutan di sekitar Wamena yang terletak pada
ketinggian 1500- 2400 m, jenis tumbuhan hutan yang mendominasi adalah jenis Castanopsis
accuminata, Nothofagus rubra dan Kania eugenioides. Sedangkan
jenistumbuhan lainnya yang tumbuh di kawasan hutan primer adalah jenis-jenis Elaeocarpus,
Prunus, dan beberapa jenis dari suku Cunoniaceae, serta jenisGimnospermae
seperti Podocarpus, Dacryocarpus, Phyllocladus, Araucaria dan Libocedrus.
Jenis tumbuhan lain yang terdapat di strata dibawahnya terdiridari
jenis-jenis seperti Pandanus, Schefflera, Ardisia, Eugenia, Vaccinium,
Timonius, Dimorpanthera, Polygala, Planchonella, dan sebagainya.
Mata
Pencaharian
Secara umum mata
pencaharian utama masyarakat di Wamena adalah bertani dan berternak, dengan
sistem pertanian tradisional. Makanan pokok masyarakat asli Jayawijaya adalah
ubi jalar (hepere), keladi, kasbi, dan jagung sehingga pada areal pertanian
mereka dipenuhi dengan jenis tanaman makanan pokok ini. Pemerintah telah
berusaha mengupayakan berbagai jenis
sayuran (kol, sawi, wortel, buncis, kentang, bunga kol, daun bawang dan
sebagainya) yang kini berkembang sebagai barang dagangan yang dikirim ke luar
daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain tradisi masyarakat
Wamena bercocok tanam secara tradisional, usaha pertanian bidang peternakan
juga telah dilakukan sejak lama. Dari beternak Babi, Kelinci dan ikan air
tawar. Pada kedua kampung yang dikunjungi hampir rutinitas masyarakat adalah
berkebun, mencari kayu bakar, membuka kebun, membuat pagar dan memelihara
ternak babi.
Pergolakkan Sipil dan Pelanggaran HAM
Sepak
terjang pembangunan didaerah pegunungan menduduki kesulitan terbesar, karena
harus berhadapan dengan medan yang berat dan kondisi topografi yang ekstrim dan
dingin. Tepat 10 Des. 2019 Wamena berumur 63 tahun yang menyiratkan perjalanan
sejarah yang panjang (https://www.papua.go.id/view-detail-kabupaten-280/Profil-Kab.-Jayawijaya.html). Karakter geografis
dan persebaran orang Papua atau Wamena dilembah balim meningindikasikan
hubungan dengan corak produksi yang inlender agak kalem, lugu, malu dalam
menghadapi orang baru sembari menjaga komunikasi sebagai pengikat kasih
persaudaraan tampa hal-hal lain yang disembunyikan. Hampir keselurahan orang
Papua tampak sama yang telihat secara fisik dan perilakunya apa yang diucapkan
hampir sama dengan sikapnya yang memberi tahu apa yang ada begitu pula
masyarakat yang mendiami lembah baliem.
Masa penjajakan dan perubahan sipil yang begitu riut membentuk bara
dalam sekam yang tertidur panjang, kian hari rasa tidak percaya terhadap system
dan segilintir orang non Papua yang mengerus berbagai elemen vital didaerah ini
menimbung rasa tidak terima yang sejalan juga dengan nasib politik Papua dengan
isu yang menduduki peringkat nomor satu di Tanah Papua. Kasus HAM, peregolakkan
sipil dan serangkain angka kriminalitas yang merenggek beberap tahun belakangan
ini menciderai hati banyak orang dan hidup dalam rasa trauma dan ketakutan.
Rasa saling tidak percaya dan berbagi punish yang tak sengaja mencul dibenak.
Krisis kemanusian yang membekas seperti ini merupakan wabah buruk di era
modern saat ini, pergerakkan perubahan yang cepat, masih tersimpan benih dan
kehidupan factual yang dikendalikan oleh system yang lengah dan membiarkan
masalah-masalah berlarut dan tidak tuntas. Peran negara masih digenjoti
pergerakkan sipil kiri Papua yang menginginkan kemerdekaan baru terlepas dari
rasa ketidak adilan dan ketidakanyamanan diatas tanah sendiri.
Gereja, Lembaga Masyarakat adat, dan kelompok toleran lainnya perlu
menindak tegas persolan yang semaking pelik tersebut. Kisah kusuk Papua dalam
tirto news https://tirto.id/kabut-informasi-di-papua-dbbS. Bicara kasus Papua dewas ini menjamur kompleks
dari dasar persoalan utamanya pelurusan sejarah dan proses aneksasi yang
dinilai catat hukum dan mengandung kepentingan korporatis yang kompleks
sekarang berkembang menjadi system yang kuat dan berat.
Penghormatan terhadap kemanusian dan keadilan atas
kedaulatan rakyat atas ruang wilayah, kebudayaan dan politikanya harus
dikembalikan pada tatanan yang sesuai selama negara masih memegang
konsitistuasi sebagai media rumah
bangsa. Lembah baliem telah menjadi pusaran bagi para oligarki dilefel pusat dan
militer. Daerah ini disinyalir daerah yang rawan dan berbahaya. Tak sedikitnya
orang Papua dan non Papua yang mengadu nasib disini. Kaum opputunis masih
mengadu nasib politik untuk membuka daerah otonomi baru yang kecil hingga
provinsi, menggeltungkan spirit ke Pusat dengan dalil kemajuan daerah yang
lebih baik. Munculnya kampong bahkan distrik yang faktualnya tidak memadai
infrastruktur dan suprastruktur bahkan sumberdaya manusianya. Ada riwayat yang
kompleks yang masih tempampang dibenak masyarakat yang harus mendapatkan
penguatan, pengarahan dan edukasi yang panjang dan kompleks untuk menciptakan
kapasitas manusia ditingkat tapak.
Penutup
Menyadari
potensi Lembah baliem dari barbagai aspek yakni; lanskap alam, budaya,
sumberdaya alam, maka pihak yang memiliki kepentingan terhadap kemajuan dan
pertumbuhan IPM lebih-lebih adalah masyarakat yang mau masuk dalam pasar global
dan industri 4.0. Pemeritah daerah, LSM, lembaga pendidikan tinggi paling tidak
memantik hasil-hasil yang konkrek yang diharapakan manjadi centolan awal pijakan masyarakat
untuk masuk dalam tatanan dunia dan pasar yang luas. Aksesibilits,
akomodasi dan layanan publik lainnya dengan prinsip aman dan terkendali akan
menaikkan rasa percaya terhadap dinamika perubahan masyarakat kedalam zona persaingan. Adanya produktifitas petani lokal dalam menguasai dan
mengontrol pasar, ketersedian ladang/kebun (kedaulatan petani atas hasil taninya) dalam jumlah besar dan memiliki UMKM atu formalnya adalah badan usaha milik desa bahkan BUMD pemerintah daerah pada bidang-bidang yang dapat meningkatkan resapan pasaran suburnya daur produksi dan hasil-hasil suakelola masyarakat meningkat. Pemerintah
perlu memberikan stimulus dengan mengikuti standar-standar pasar global.
Potensi lenskap alam yang dapat dimodifikasi, memberi harga yang sesuai
terhadap hasil pertanian masyarakat yang lahannya memiliki status yang jelas.
Potensi lainnya seperti kerajinan lokal yang bisa menembahkan kasana wisata dan
souvenier yang memiliki harga yang diakui secara global.
Tulisan
ini tidak konstruktif dan beralur,hanya pemikiran penulis untuk bacaan biasa
“Kita dapat melakukan apa saja, hanya sistem dan pola harus kendalikan secara bijaksana untuk kepentingan kemanusiaan”
Pustaka
Pustaka
- Arobaya, et.al. (2007). Jenis Tanaman Berguna bagi Suku Dani di Lembah Baliem, Papua. Biota, Vol 12 (3), 192-19
- (https://www.papua.go.id/view-detail-kabupaten-280/Profil-Kab.-Jayawijaya.html)
- https://tirto.id/kabut-informasi-di-papua-dbbS.
0 Comments