Dinamika DOB Papua


Papua Barat berangkali secara politis jauh lebih kondusif, tapi paling tidak kedepannya tiap kali pemilihan mustinya ada keterwakilan wilayah sehingga terlihat pemeretaan untuk di waktu-waktu mendatang.

Tak terbayangkan konstelasi politik di wilayah Papua, misalnya di Papua tengah yang lagi berebutan kedudukan ibukota Provinsi dengan menawarkan berbagai risalah, kajian, diskursus dan sejarah. Timika menjanjikan dana yang cukup besar untuk infrastruktur awal yang menhardik Nabire yang tidak cukup layak secara geologis karena risiko kebencanaan. Para pemimpin yang bergerilya mendorong percepatan pemekaran, padahal  telihat sudah berumur, seperti sedang memimpikan 5-10 yang bakal digenggam. Kemudian bagaimana setelahnya?. Beberapa waktu lalu terjadi gejolak yang disinyalir perebutan ibukota. Kalangan banyak orang yang pro termediasi dan menggerakkan masa yang terus membangkitkan kesamaan kekuatan, harga diri dan kebanggaan.

Pengunungan bintang sepertinya mau tetap bersama provinsi Papua dan tidak sema sekali bergabung dengan Papua selatan ataupun Papua Tengah karena bagi pendapat mereka secara konteks budaya berbeda dengan wilayah-wilayah ini. Alasan memilih Papua tentu juga bagian dari corak pandang dan pengalaman yang tidak perlu di ungkapkan disini.

Karena hampir birokrasi nyaris dipimpin oleh sejumlah orang-orang tertentu di Provinsi Papua, perhimpunan masyarakat Tabi dan Saireri memanfaatkan momentum penetapan UU No. 2 Tahun 2021 tentang OTSUS dan pencanangan DOB berdasarkan wilayah budaya untuk mendorong DOB TABI/Saireri tapi meredam (meredam karena Papua tengah dan selatan bakal pisah mungkin sekaligus orang gunung atau orang selatan tidak bisa lagi pimpin provinsi di wilayah TABI/Saireri) makanya ketika komisi II DPR-RI rapat dengar pendapat mereka bersikap tenang dan datar. Apalagi dalam beberapa waktu belakangan ini pemerintah pusat gencar-gencarnya mendorong pembangunan berbasis wilayah budaya yang mana ditahun 2022 didorong dalam rencana pembangunan Papua untuk beberapa tahun kedepan yang mengakomodir ruang budaya/adat dalam tata ruang Provinsi, ini baru saja di bulan maret. Bagaimana dengan nasib RTRW ini sedangkan sebentar lagi 3 provinsi bakal terpisah dari Papua?.

Pengunungan Tengah memiliki hubungan kekerabatan yang kuat, namun ini digoyakan oleh sikap skeptis terhadap sesama lawan politk di panggung poltik juga. Terkadang jika sedang terdegradasi pada pesta politik, tiba-tiba ada gejolak yang membuat banyak orang tinggal dalam ketidaknyamanan. Sebelum masuk pada aspek pemerintahan, pembangunan dan pendistribusian tenaga kerja mustinya diatur lebih awal aturan main berbasis budaya antar kabupaten-kabupaten di wilayah ini. Bakal menjadi suatu hal yang cukup berat karena membutuhkan hubungan sosial budaya, konsensus lokal dan dihubungkan dengan tata pemerintahan sehingga pembagian deparmentasi hingga jabatan gubernur di wakilkan secara bergilir.

Papua Selatan sudah lama pengen mekar tapi mereka berjuang tanpa suara-suara ribut, seperti diam-diam saja tapi perjuangan mereka berjalan dalam diam, tiada henti, sebentar lagi mereka bakal memimpin wilayahnya?

7 Wilayah budaya bagian dari sebuah fragmentasi yang terus diajarkan berulang kali dan itu digambarkan melalui peta. Orang melihatnya semua sudah terbagi dalam wilayah ini. Fragmentasi ini kemudian dipraktekan didalam DOB. Tapi fragmentasi ini juga ditantang oleh pasar kerja dan migrasi besar-besaran. Kita perlu data untuk menilai, kita perlu peraturan yang kuat untuk mengatur, tapi ini seperti diskursus yang semuanya dikenadalikan oleh pusat.

Sebenarnya siapa yang senang dengan DOB?. Apakah kamu, mereka atau orang-orang dipusat?. Hanya dalam 2 tahun saja sejumlah kebijakan terkait Papua dan DOB didorong dengan cepat. DOB dikaitkan dengan fiskal dan pendapatan asli daerah sudahkah ada?.

DOB untuk siapa? Untuk apa?. Seperti ditakuti bahwa DOB dimungkinkan dapat memicu gejolak baru di Papua, jika dibayangkan seperti membangunkan sejarah lampau yang sudah dikubur misalnya pertikaian horizontal, perang suku dan disharmonisasi dalam antar golongan dalam berbagai sector dalam pembangunan

Jika saya harus memilih maka bagi saya 2 provinsi sudah cukup tinggal berikutnya tugas yang penting ialah mendorong kemandirian daerah "masyarakat" di berbagai sektor untuk menggenjot PAD melalui berbagai pendampingan, penguatan dan inovasi multi usaha berkelanjutan berbasis lokal.

Elegansi sektoral jika masih dikagumi maka sudahlah kekuatan itu hanya diatas kertas, didalam diskursus dan kesadaran bersama hanya dipikir-pikir saja.