Foreground

Surface Model Marine (Model Permukaan Laut) dan Terrestrial (Model Permukaan Darat) adalah dua konsep yang digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti geografi, geodesi, dan pemetaan serta satu instrument dalam sistem informasi geografis, untuk menggambarkan bentuk dan karakteristik permukaan bumi. Keduanya memerlukan teknik pemodelan yang berbeda karena lingkungan yang sangat berbeda yakni laut dan daratan yang mempengaruhi pembentukan permukaan.

Berikut adalah analisis dari kedua model tersebut, mencakup perbedaan, tujuan, dan teknik pemodelan yang digunakan:

1. Surface Model Marine (Model Permukaan Laut)

Model permukaan laut berfokus pada representasi bentuk dan kedalaman laut, yang penting untuk pemetaan bawah laut, studi oseanografi dan keperluan navigasi,. Model ini juga digunakan untuk pemantauan perubahan kondisi laut seperti pasang surut, gelombang, dan pergerakan air laut.

Ciri-ciri Surface Model Marine:

  • Topografi Bawah Laut: Permukaan laut menggambarkan peta kedalaman dasar laut atau topografi dasar laut. Ini termasuk fitur-fitur seperti gunung laut, lembah laut, dan ridge.
  • Parameter Oseanografi: Pemodelan ini juga mempertimbangkan suhu, salinitas, arus laut, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi bentuk dan kondisi laut.
  • Proses Dinamis: Laut sangat dinamis dengan pasang surut, arus laut, dan perubahan kedalaman yang dapat dipengaruhi oleh faktor alam seperti gempa bumi bawah laut atau perubahan iklim.
  • Pengukuran: Teknik pemodelan menggunakan data dari echosounders, multibeam sonar, dan satelit untuk mengukur kedalaman dan fitur dasar laut.

Tujuan dan Penggunaan:

  • Navigasi dan Pelayaran: Untuk memastikan keamanan pelayaran dan menghindari tabrakan dengan fitur bawah laut yang berbahaya, seperti karang atau lereng dalam laut.
  • Studi Oseanografi: Membantu dalam penelitian mengenai perubahan iklim, pemetaan zona subur laut, dan pemahaman tentang arus laut.
  • Industri: Digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas bawah laut, serta pengelolaan sumber daya laut lainnya.

Tantangan:

  • Resolusi Data: Meskipun teknologi semakin maju, pengukuran kedalaman laut sering kali tidak merata, dan di beberapa tempat, terutama yang dalam, data yang akurat masih terbatas.
  • Perubahan Dinamis: Laut adalah lingkungan yang sangat dinamis, yang dapat menyebabkan perubahan topografi yang cepat, seperti perubahan permukaan laut akibat gempa bumi atau erosi.
  • Gambar: Surface Marine dan Terrasterial

  2. Surface Model Terrestrial (Model Permukaan Darat)

Model permukaan darat menggambarkan topografi dan elemen fisik permukaan bumi yang ada di daratan, seperti gunung, lembah, sungai, dan area dataran rendah. Ini juga digunakan dalam perencanaan ruang, perencanaan kota, perencanaan penggunaan lahan, dan untuk tujuan rekayasa sipil dan berbagai kepentingan ruang darat lainnya.

Ciri-ciri Surface Model Terrestrial:

  • Topografi Daratan: Model ini menggambarkan relief permukaan daratan, gunung, lembah, dataran tinggi, dataran rendah, dan sungai.
  • Pengukuran Elevasi: Pemodelan ini sering mengandalkan data elevasi, yang diperoleh melalui survei tanah, LiDAR (Light Detection and Ranging), fotogrametri udara, dan satellite altimetry serta global navigation satellite system (GNSS).
  • Studi Geologi: Mencakup analisis lapisan geologi, material tanah, dan kondisi sub-permukaan untuk memahami potensi risiko bencana alam seperti tanah longsor atau gempa bumi.
  • Sumber Daya Alam: Model ini juga mencakup representasi berbagai jenis sumber daya alam di daratan, seperti hutan, mineral, dan air tawar.

Tujuan Penggunaan

  • Pemetaan dan Perencanaan: Untuk tujuan perencanaan kota, pembangunan infrastruktur, dan pemetaan rencana penggunaan lahan.
  • Manajemen Lingkungan: Digunakan dalam pengelolaan konservasi tanah, perlindungan hutan, serta pencegahan bencana alam.
  • Pertanian dan Sumber Daya Alam: Model ini membantu dalam analisis kualitas tanah dan potensi pertanian atau pengelolaan hutan.

Tantangan:

  • Variasi Topografi yang Kompleks: Daratan memiliki bentuk yang sangat bervariasi, dan model permukaan darat yang sangat akurat sering memerlukan data dengan resolusi tinggi untuk menggambarkan fitur-fitur kecil.
  • Perubahan Lingkungan: Aktivitas manusia dan proses alam dapat mengubah permukaan darat (misalnya, pembangunan kota, pertambangan, atau erosi), yang membuat model permukaan darat perlu diperbarui secara berkala.

Perbandingan Surface Model Marine dan Terrestrial

Aspek

Surface Model Marine

Surface Model Terrestrial

Fokus

Kedalaman dan topografi dasar laut, serta faktor oseanografi.

Topografi daratan (gunung, lembah, sungai), serta sumber daya alam.

Teknik Pengukuran

Echosounder, sonar multibeam, satelit.

Survei tanah, LiDAR, fotogrametri udara, altimetri satelit.

Penggunaan Utama

Navigasi, eksplorasi sumber daya laut, studi oseanografi.

Perencanaan kota, rekayasa sipil, manajemen sumber daya alam.

Keberagaman Data

Relatif homogen di dasar laut (kedalaman dan fitur dasar laut).

Sangat bervariasi (relief, elevasi, kondisi tanah).

Dinamika

Dinamis—terpengaruh pasang surut, arus, dan peristiwa alam (gempa).

Dinamis—dipengaruhi oleh aktivitas manusia, cuaca, dan perubahan alam.

Tantangan

Data kedalaman laut yang tidak merata dan resolusi terbatas.

Variasi topografi yang kompleks dan pembaruan data yang sering diperlukan.

 Kesimpulan

  • Surface Model Marine lebih fokus pada pemetaan kedalaman laut dan pemahaman tentang ekosistem bawah laut serta faktor oseanografi, yang sangat penting untuk industri seperti pelayaran, eksplorasi minyak dan gas bawah laut, serta penelitian iklim dan oseanografi.
  • Surface Model Terrestrial berfokus pada topografi daratan dan memiliki banyak aplikasi dalam perencanaan pembangunan, manajemen sumber daya alam, serta mitigasi bencana alam.

Keduanya memerlukan teknik pengumpulan data yang canggih dan sering kali menggunakan teknologi satelit serta sistem pemetaan canggih lainnya untuk memberikan representasi yang akurat dan berguna bagi berbagai aplikasi praktis.