Data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) menjadi sumber utama dalam memahami kondisi pendidikan. Data ini mencakup informasi sekolah seperti NPSN, jenjang pendidikan (TB, SD, SMP, SMA/SMK, PKBM), status sekolah (negeri/swasta), jumlah peserta didik, jumlah guru, dan sarana prasarana. Namun, agar data ini lebih bermakna dalam perencanaan dan pengembangan Pendidikan dan pengajaran, dibutuhkan integrasi dengan informasi spasial berupa batas administrasi distrik atau kampung, serta koordinat lokasi sekolah. Integrasi ini memungkinkan analisis pendidikan dilakukan bukan hanya berbasis angka, tetapi juga berbasis lokasi di peta. Contoh kasus yang dianalisis adalah menggunakan data Dapodik Dinas Pendidikan dan Pengajaran kabupaten Lannya Jaya.

Gambar 1. Peta Sebaran Tingkatan Pendidikan Kab. Lanny Jaya 2025

Data dapodik dalam format database file kemudian dilakukan geoprosessing melalui proses join data dilakukan untuk menghubungkan tabel Dapodik (atribut) dengan data spasial (geometri). Ada dua metode utama: pertama, table join menggunakan kode wilayah (misalnya kode distrik atau kode kampung) sehingga setiap sekolah memiliki keterkaitan administratif yang jelas. Kedua, spatial join yang menghubungkan titik sekolah dengan poligon distrik berdasarkan lokasi koordinatnya. Dengan cara ini, setiap sekolah otomatis “mewarisi” informasi wilayah administratif, dan sebaliknya, setiap distrik dapat dihitung jumlah sekolah, jumlah siswa, dan indikator pendidikan lainnya yang tersedia dalam atribut data Dapodik.

Setelah proses join, data atribut pendidikan bisa dipadukan dengan analisis spasial untuk menghasilkan indikator yang lebih beragam dan lebih lanjut. Misalnya, dapat dihitung rasio jumlah siswa per guru per distrik, distribusi sekolah per jenjang, serta wilayah yang belum memiliki sekolah menengah. Analisis spasial ini juga membantu mengidentifikasi kesenjangan pendidikan antar distrik di Lanny Jaya, termasuk daerah-daerah yang aksesnya terbatas karena kondisi geografis. Hasilnya bukan hanya berupa angka statistik, melainkan peta tematik yang mudah dipahami pemangku kebijakan maupun masyarakat.

Untuk publikasi dan penyebaran informasi, data hasil join spasial–atribut dapat diekspor ke format yang sesuai dengan layanan pemetaan daring seperti Google My Maps. Layanan ini mendukung impor data dalam bentuk CSV, KML, maupun GeoJSON. Sekolah dapat ditampilkan sebagai titik dengan simbol berbeda menurut jenjang atau status, sedangkan distrik ditampilkan sebagai poligon dengan warna berbeda sesuai jumlah sekolah atau jumlah siswa. Disini dapat memanfaatkan fitur filter dan label untuk menampilkan informasi spesifik, misalnya menyoroti distrik dengan rasio siswa-guru paling tinggi.

Gambar 2. Daring Sebaran Sekolah kab. Lanny Jaya melalui Google MyMap Service

Melalui integrasi Dapodik dengan data spasial dan publikasi My Maps services, informasi pendidikan di Lanny Jaya menjadi lebih transparan, interaktif, dan mudah dipahami oleh berbagai pihak. Pemerintah daerah dapat memanfaatkannya untuk perencanaan pembangunan pendidikan, dan berbagai pihak dan mitra dapat menggunakannya untuk advokasi, dan masyarakat bisa melihat kondisi pendidikan di wilayahnya secara visual. Dengan demikian, kombinasi antara data atribut Dapodik, analisis spasial, dan layanan peta daring memberikan nilai tambah yang signifikan dalam perencanaan serta pengambilan keputusan berbasis bukti di sektor pendidikan.

Holandia, Agustus 2025

Romyforest