Artikel pendek ini merupakan kelanjutan dari bagian yang saling terhubung dalam artikel saya sebelumnya. Artikel yang mengena pada kesiapsiagan termasuk SDM dalam menghadapi berbagai hal didalam dan diluar yang bakal terus berubah. Perubahan tersebut terus terjadi sepanjang pengetahuan, sains dan hasil termuannya mengalami perubahan dari waktu ke waktu termasuk pola alam dan kebencanaan.
Sebetulnya yang paling dirasakan adalah pola adaptasi dengan berbagai nilai-nilai baru yang lebih mendominasi sehingga tatanan keasilian seperti hanya akan muncul pada perayaan tertentu yang seperti seakan tidak begitu prioritas atau semacam perbiaran begitu saja.
Perubahan ini perlu mendapat output penting dalam pandangan antropologis dan sosialogis mislanya dengan memperhatikan aspek kehidupan, sistem sosial, kepercayaan, sistem adat, seni, bahasa dan teknologi lokal sebagai kekeyaan benda dan tak benda. Tapi dalam perjalanan ini pemahaman tentang relativisme budaya di anggap berbeda-beda sehingga perlu adanya titik temu yang disepakati sebagai pijakan bersama yang kemudian menjadi dorangan dan alasan tersendiri dalam perubahan pola dan tatanan dari keasiliannya. Tapi yang penting adalah identitas budaya dan interaksi antarbudaya dapat ditumbuhkan sejak dini agar generasi ini terbentuk kuat atas identitasnya dan memiliki kepekaan budaya yang kuat untuk berinteraksi dengan kebudayaan lain atau diskursus kontenporer yang terpopularisasi oleh pandangan pluralisme dan nilai hak asasi.

Gambar. DEM Shader Middle Papua
Sebagai seseorang yang tertarik dengan dunia dan wahana spasial serta intereksi antara filsafat, pengetahuan, sains dan geografis tentu saya melihatnya dari aspek pertemuan tentang ruang yang terdiri dari komponen biotik, abiotic dan kultur dalam memandang dunia yang kaitannya dengan geospasial, Bagaimana melihat dunia di masa depan dengan memanfaatkan berbagai wahana, data dan informasi yang dikembangkan untuk mendapatkan analisis spasial yang tepat dan presisi. Teknologi dan pemahaman tentang data geospasial akan memainkan peran sentral dalam menggambarkan dan memahami dunia dalam perkembangan dan dinamikanya yang di contohkan dalam beberapa hal dibawah ini:
Kota Cerdas (Smart Cities):
* Dengan analisis spasial yang lebih canggih, kota-kota akan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan efisiensi energi, telekomunikasi dan teknologi digital berbasis spasial di integrasikan oleh didalam mesin-mesin canggih.
* Sensor dan data geospasial akan memantau lalu lintas, kualitas udara, dan keberlanjutan lingkungan secara real-time.
Pengelolaan Bencana dan Perubahan Iklim:
* Analisis spasial akan membantu kita memahami pola bencana alam dan perubahan iklim.
* Pemetaan risiko banjir, gempa bumi, dan kekeringan akan memungkinkan respons yang lebih cepat dan efisien.
Kesehatan dan Epidemiologi:
* Data geospasial akan membantu mengidentifikasi wabah penyakit dan mengelola penyebarannya.
* Pemetaan klaster infeksi dan pemantauan kesehatan masyarakat akan menjadi lebih akurat.
Pertanian dan Keberlanjutan Lingkungan:
* Analisis spasial akan membantu petani memilih lokasi yang optimal untuk tanaman berdasarkan kondisi tanah dan iklim.
* Pemantauan deforestasi, perubahan tutup lahan, dan keberlanjutan hutan akan semakin presisi.
Eksplorasi Luar Angkasa dan Penelitian Bumi:
* Data geospasial akan membantu kita memahami planet lain dan menggali lebih dalam tentang Bumi.
* Pemetaan permukaan Mars, pengamatan cuaca, dan pemantauan lingkungan akan semakin maju.
Dalam artikel 1000 Aplikasi & Penggunaan GIS - Bagaimana GIS Mengubah Dunia (https://gisgeography.com/gis-applications-uses/) - GIS Geography membahas GIS dan aplikasinya beriteraksi satu sama lainnya dengan megintegrasikan basis data spasial dan membangunnya secara komperhensip. Geospasial dapat memainkan peran yang integrative and compherhensip sehingga dibutuhkan wawasan yang lebih mendalam tentang dunia kita dan untuk dapat mengambil tindakan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Hari Ketiga Agustus 2024
Di Tanah Tabi