Smart City adalah pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan atau dengan kata lain kota yang mengetahui permasalahan yang ada di dalamnya (sensing), memahami kondisi permasalahan tersebut (understanding) , dan dapat mengatur (controlling) berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya. Sebuah kota dikatakan smart jika kota tersebut dapat mengetahui (sensing) keadaaan kota didalamnya, memahami (understanding) keadaan tersebut lebih jauh dan melakukan aksi (action) terhadap permasalahan tersebut. Tujuan dari adanya smart city adalah untuk membentuk suatu kota yang aman, nyaman bagi warganya serta memperkuat daya saing kota dalam hal perekonomian. Sehingga dapat dijelaskan adalah untuk menunjang kota didalam dimensi sosial (keamanan), ekonomi (daya saing) dan lingkungan (kenyamanan)
Gambar 1. Jayapura Surface model |
Smart City atau Kota Cerdas telah banyak di inisiasi di sejumlah daerah. Di Papua sendiri gagasan kota cerdas di kota Jayapura sejak 2018 melalui suatu Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018 STMIK Atma Luhur di Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018. Mulai 2020 Pemkot Jayapura wujudkan layanan kota smart city di Papua - ANTARA News Papua, tengah mewujudkan layanan kota cerdas untuk visi pengmbangan perkotaan dalam mengintegrasikan teknologi informasi, dan komunikasi (TK) menerapkan teknologi internet dalam mengelola asset daerah. Salah tools yang telah di integrasikan dalam perekonomian yakni layanan QRis dengan transaksi non tunai dalam pembelanjaan berbasis digital.
Untuk pencanangan kota cerdas di kota Jayapura di masa depan, saya lebih tertarik dengan nama Holandia Sustainable Forest Smart City, tapi sebelum membahasanya lebih lanjut kita perhatikan apa smart city dengan karakteristiknya:
- Interkoneksi antara bagian perkotaan, Smart City menggabungkan antara communication network, internet, sensor dan recognition untuk membantu komunikasi antar orang, dengan demikian interkoneksi antara bagian perkotaan akan terwujud.
- Integrasi sistem informasi perkotaan, hal yang berkaitan dengan internet dan cloud computing akan digunakan dalam setiap bidang bisnis dan mengintegrasikan system aplikasi, data dan internet menjadi unsur-unsur inti yang mendukung operasi perkotaan dan manajemen.
- Manajemen perkotaan dan kerjasama layanan, interkoneksi komponen perkotaan dan dukungan sistem aplikasi manajemen perkotaan serta layanan dengan koordinasi system kritikan perkotaan dan peserta untuk membuat menjalankan perkotaan terbaik.
- Aplikasi ICT(Information and Communication Technology) terbaru, Smart City teori manajemen kota modern sebagai panduan yang menekankan penerapan teknologi informasi canggih ke manajemen perkotaan dan pelayanan, sehingga memotivasi pemerintah, perusahaan dan orang-orang untuk membuat inovasi, gerakan pembangunan perkotaan
Manfaat Smart City
Smart City atau kota pintar adalah
suatu konsep pengembangan sebuah kota dengan menerapkan dan mengimplementasikan
teknologi secara inovatif, efektif dan efisien dengan cara menghubungkan
infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial dalam sebuah kawasan sehingga
meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik
Persyaratan menuju kota cerdas tidaklah mudah atau hendak beranjak dari harapan
yang gamblang. Perwujudan smart city jika terpenuhi mencirikan lingkungan
cerdas, mobilitas cerdas, ekonomi cerdas, hidup cerdas, pemerintahan cerdas,
orang-orang yang cerdas yang semuanya saling beririsan dan terintegrasi.
Pandangan smart city dari sejumlah pakar:
- Menurut Caragliu, Del Bo dan Nijkmp (2009), smart city adalah kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
- Menurut Pratama (2014), smart city merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan di suatu daerah sebagai sebuah interaksi yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di dalamnya.
- Menurut Cohen (2014), smart city adalah sebuah kota yang menggunakan ICT secara pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta mengurangi jejak lingkungan, semuanya mendukung ke dalam inovasi dan ekonomi ramah lingkungan.
- Menurut Muliarto (2015), smart city adalah cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial, dan infrastruktur ekonomi dalam sebuah kawasan dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni.
Dari karakteristik diatas rupanya ada sejumlah keterbatasan yang harus di benahi, dibangun, disinergitaskan, dipersiapkan dan diintegrasikan. Namun demikian tak bisa dilupakan inklusifitas yang merupakan khasanah dan jati dari yakni keberagaman suku, bahasa dan bangsa yang hidup dalam keberagaman dalam kesetuan unity. Jayapura atau Holandia kota yang menjadi sudut pandang, etalase dan kemajuan orang Papua di masa depan. Dari kota ini proyeksi pembangunan di masa depan harus didesign dengan nuangsa lokal yang modern.
Salah satu dimensi terpenting dari Smart City bahwa kota seharusnya memberikan pelayanan yang menggunakan teknologi terkini, dan membangun infrastruktur yang pintar, sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif dan murah kepada seluruh masyarakat yang tinggal di kota tersebut. Efisien dalam penggunaan energi, angkutan publik menjadi sebuah keharusan dan penyediaan yang memadai. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari konsep Smart City: Memperbaiki permasalahan di masyarakat,meningkatkan layanan public,menciptakan pemerintahan yang lebih baik,mencerdaskan masyarakat, engelola potensi kota dan potensi SDM Dari sisi ekonomi, sebuah Kota Cerdas merupakan kota yang ditopang oleh perekonomian yang baik dengan memaksimalkan sumber daya atau potensi kota, termasuk layanan teknologi informasi dan komunikasi, tata kelola, dan peran SDM yang baik.
Dari sisi
sosial, Kota Cerdas ialah kota yang masyarakatnya memiliki keamanan, kemudahan
dan kenyamanan dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama masyarakat
ataupun dengan pemerintah. Dari sisi lingkungan, sebuah Kota Cerdas memberi
kesempatan masyarakatnya memiliki tempat tinggal layak huni, sehat, hemat dalam
penggunaan energi serta pengelolaan energi dengan dukungan layanan teknologi
informasi dan komunikasi, pengelolaan, dan peran sumber daya manusia yang baik
Nah kenapa harus sebuah pusat kota yang memperlihakan Hutan sebagai
meniatur sumberdaya hutan dan isinya yang telah dianugrahkan bagi Tanah Papua.
Setidaknya kota Holandia/Jayapura memproyeksikan kekuatan hutan, alam dan
seisinya yang tergambar dalam simbol, semangat dan dorongan pembangunan
berkelanjutan (sustainable forest city).
Indikator Smart City
a. Smart
economy
Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah/kota/negara.
Pengelolaan ekonomi suatu daerah hendaknya perlu dilakukan dengan lebih baik
dan terkomputerisasi. Implementasi dan penilaian smart city pada bagian
(dimensi) smart economy meliputi dua hal, yakni proses inovasi (innovation) dan
kemampuan daya saing (competitives). Kedua hal tersebut berguna untuk mencapai
peningkatan ekonomi bangsa yang lebih baik dan pintar, sebab inovasi dan
kemampuan daya saing merupakan modal utama untuk kemajuan bangsa serta
peningkatan pembangunan sumber daya. Arah pembangunan sumber daya di suatu
wilayah diwujudkan melalui peningkatan akses, pemerataan, relevansi, dan mutu
layanan sosial dasar, peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja,
pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
b. Smart people
Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi (economic
capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social capital).
Smart people dapat dikatakan sebagai tujuan utama yang harus dipenuhi dalam
mewujudkan smart city. Pada bagian ini terdapat kriteria proses kreatifitas
pada diri manusia dan modal sosial. Berikut kriteria penilaian tersebut antara
lain sebagai berikut:
- Adanya jenjang pendidikan formal dalam bentuk sekolah dan perguruan tinggi yang merata kepada masyarakat dan berbasiskan IT seperti penerapan e-learning, pemanfaatan sistem informasi sekolah/perguruan tinggi, pembelajaran dengan sarana komputer, penyediaan akses internet untuk sumber informasi/bahas pembelajaran, dan lain-lain.
- Adanya komunitas IT dan komunitas lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
- Adanya peranan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi.
c. Smart
governance
Smart governance merupakan bagian atau dimensi
pada smart city yang mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Adanya kerja
sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola
dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan demokrasi, serta kualitas
dan kuantitas layanan publik yang lebih baik. Smart governance terdiri atas
tiga bagian sebagai berikut:
- Keikutsertaan masyarakat di dalam penentuan keputusan secara langsung maupun online.
- Peningkatan jumlah dan kualitas layanan publik. Implementasi smart city dalam hal ini memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan dengan cara penyedian sistem informasi berbasis web dan mobile untuk pelayanan publik (pembuatan KTP, SIM dan lain-lain), penyediaan layanan administrasi keuangan/pembayaran yang efektif, hemat waktu, dan otomatis (pembayaran listrik, air dan lain-lain), dan adanya database yang terstruktur dan tertata baik di dalam penyimpanan data dan informasi terkait dengan layanan publik.
- Adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan cerdas.
d. Smart Mobility
Smart mobility merupakan bagian atau dimensi pada smart city
yang mengkhususkan pada transportasi dan mobilitas masyarakat. Pada smart
mobility ini terdapat proses transportasi dan mobilitas yang smart, sehingga
diharapkan tercipta layanan publik untuk transportasi dan mobilitas yang lebih
baik serta menghapus permasalahan umum di dalam transportasi, misalkan macet,
pelanggaran lalu lintas, polusi dan lain-lain.
e. Smart Environment
Smart Environment merupakan bagian atau dimensi pada smart city
yang mengkhususkan pada bagaimana menciptakan lingkungan yang pintar. Kriteria
penilaian disini mencakup proses kelangsungan dan pengelolaan sumber daya yang
lebih baik. Untuk mewujudkan smart environment perlu adanya beragam terapan
aplikasi dan komputer dalam bentuk sensor network dan wireless sensor network,
jaringan komputer, kecerdasan buatan, database sistem, mobile computing, sistem
operasi, paralel computing, recognition(face recognition, image recognition),
image processing, intellegence transport system, dan beragam teknologi lainnya
yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup dan manusia itu sendiri.
f. Smart Living
1. Pada smart living terdapat syarat
dan kriteria serta tujuan untuk proses pengelolaan kualitas hidup dan budaya
yang lebih baik dan pintar. Untuk mewujudkan smart living, terdapat tiga buah
sub bagian yang harus dipenuhi, diantaranya sebagai berikut:
1. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai bagi masyarakat dengan
memanfaatkan teknologi informasi seperti penyediaan sarana internet gratis dan
sehat (bebas dari konten pornografi, kekerasan, melalui sistem
filtering/proxy), CCTV yang terpasang ditempat umum dan lalu lintas untuk
menekan jumlah kriminalitas.
2.
Penyediaan
sarana, prasarana dan informasi terkait dengan potensi pariwisata daerah dengan
baik dan atraktif memanfaatkan teknologi informasi seperti adanya sistem
informasi geografis untuk pemetaan lokasi objek wisata, proses pemesanan tiket
masuk dan kamar hotel secara online dan mobile.
3.
Infrastruktur
teknologi informasi yang memadai, sehingga semua fasilitas dan layanan publik
dapat berjalan dengan baik melalui bantuan komputerisasi dan teknologi
informasi seperti tersedianya komputer publik di tempat-tempat umum,
tersedianya jaringan internet yang memadai, tersedianya tenaga IT/SDM yang
kompeten.
Gambar 2. Komponen Smart City di Indonesia (Sumber: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) |
Smart city merupakan konsep pembangunan suatu negara, daerah,
ataupun kota yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Menurut Holmes (2010), terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih
dahulu sebelum dilakukan penerapan smart city, yaitu:
- Pengembangan
dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer. Pengembangan dan pemanfaatan
arsitektur jaringan komputer seperti perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Adanya koneksi jaringan komputer merupakan hal
yang sangat penting di dalam upaya menerapkan smart city pada suatu
negara, daerah, ataupun kota. Karena dengan saling terkoneksinya jaringan
internet akan mempermudah segala aktivitas komunikasi, transfer data,
penyajian informasi, serta kemudahan dalam pelayanan publik.
- Keterbukaan
informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan. Dalam penerapan konsep smart city
keterbukaan informasi menjadi faktor penting. Karena dengan mudahnya
masyarakat mengakses informasi maka akan berbanding lurus dengan
meningkatnya pengetahuan dan wawasan masyarakat dari sistem yang telah
dirancang untuk mendidik masyarakat menjadi pintar. Kemudian dalam
menerapkan konsep smart city diperlukan juga stimulasi di bidang ekonomi
seperti menciptakan lahan bisnis berbasis online, menciptakan aplikasi-aplikasi
yang mempermudah masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
seperti aplikasi transportasi online, dan lain-lain.
- Pengembangan
inovasi dan kreatifitas masyarakat.
Pengembangan inovasi-inovasi dalam sisi teknologi informasi yang baru akan
membuat suatu negara, daerah, atau kota akan mudah dalam menerapkan konsep
smart city. Kreatifitas masyarakat perlu ditingkatkan sebagai penunjang
penerapan konsep smart city. Karena output dari smart city adalah terciptanya
pelayanan yang baik serta meningkatnya kualitas hidup masyarakat, dengan
ditingkatkannya kreatifitas masyarakat maka akan berimplikasi pada
pengembangan-pengembangan inovasi yang terus dilakukan yang dihasilkan
dari ide-ide kreatif dari masyarakat.
- Stimulasi
terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan. Syarat lain yang perlu
diperhatikan dalam penerapan konsep smart city adalah dengan stimulasi
dari sisi enterprise (bisnis) dan kewirausahaan. Salah satu metode
stimulasinya adalah dengan memberikan modal kepada setiap usaha kecil
menengah (UKM). Kemudian melalui pendidikan selain menerapkan pembelajaran
berbasis teknologi informasi, juga menumbuhkan mental-mental pengusaha
kepada setiap peseta didiknya.
- Tatanan
pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi. Dalam menerapkan konsep smart city
maka diharapkan pemerintah semakin terbuka dan lebih partisipatif terhadap
aspirasi masyarakat. Dan juga pemerintah diharapkan mampu memperbaiki
penerapan demokrasinya sehingga akan dengan menerapkan dua hal ini kan
menghasilkan pemerintahan yang stabil. Dengan pemerintahan yang stabil
maka akan semakin cepat pula konsep smart city dapat diwujudkan.
- Keseimbangan
aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Dalam penerapan konsep smart city ketiga aspek yaitu lingkungan, sosial,
dan ekonomi harus seimbang. Karena ketiga faktor tersebut akan mempermudah
pengimplementasian konsep smart city. Metode untuk menyeimbangkan ketiga
aspek tersebut adalah dengan memanfaatkan kekuasaan untuk membuat regulasi
yang mengarah kepada penyeimbang ketiga aspek tersebut.
Dari hasil Analisa Smart City Peluang dan Tantangan Untuk Papua
Bangkit, Mandiri Dan Sejahtera ( Moch El Bahar Conoras, Nina Kurnia Hikmawati, 2018)
menunjukan bahwa Konsep Smart City dapat dilakukan dengan cara menyelaraskan
rencana pembangunan infrastruktur penunjang dengan penyelesaian pembangunan
Palapa Ring Timur. Untuk mempersiapkan hal tersebut maka disiapkan Smart Action Plan, yang dimulai dari
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Papua berbasis IT, yang
sifatnya cukup ineraktif dalam arti masyarakat dapat memberikan usulan langsung
melalui situs. Selanjutnya Sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan Provinsi Papua.
Dibawah ini beberapa contoh implementasi dari komponen Smart
City yang dapat diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua, antara lain
sebagai berikut:
Smart
Living |
Kemudahan mendapat informasi pendidikan
|
|
Kemudahan terhadap akses layanan
kesehatan, contoh pengembangan layanan antrian online di puskesmas |
|
Pengembangan
peran media melalui talkshow acara Papua Inovation
Center dengan mengedepankan Pengembangan Ekosistem Digital Papua |
|
Kemudahan akses terhadap jaminan
keamanan |
Smart Economy |
Pengembangan
kearifan lokal budaya dengan pelibatan masyarakat yaitu pengembangan hasil
bumi seperti pertanian, peternakan |
|
Pengembangan Kewirausahan dimana
mendorong usaha mikro dan UKM memasarkan hasil mereka melalui E-Commerce |
Smart Infrastructure |
Strategi
keseimbangan dalam pengembangan dan peraturan tata kelola TIK dengan mendorong
terbentuknya Peraturan Daerah Pelaksanaan dan Pemanfaatan TIK |
Smart
Governance |
Dilaksanakan dengan pemanfaatan
Teknologi Informasi untuk Jaringan komunikasi data, sistem informasi, situs
website melaluipengembangan DGS (digital
governance servis) |
Smart People |
Faktor penentu menuju kota cerdas bukanlah
infrastrukur melainkan masyarakat didalam kota tersebut. Untuk mencipataan
masyarakat yang unggul selain dengan pendidikan formal melalui program
pendidikan 12 tahun atau program beasiswa S1 maupun S2, pendidikan non formal
merupakan faktor pendudukung lainnya dimana dengan menciptakan lingkungan
yang kompetitif akan mendorong masyarakat menjadi kompetitif dan kreatif. |
|
Mengembangan infrastruktur e-learning,
e-library, video learning merupakan faktor pendukung nonformal yang dapat
meningkatkan skill masyarakat |
Peluang Dan Tantangan Pengembangan Smart City Dalam Rangka Papua Bangkit, Mandiri Dan Sejahtera
Pengembangan Ekosistem Digital merupakan kegiatan pengembangan
sistem informasi berbasis multimedia terpadu yang berfungsi sebagai alat untuk
penyebaran berbagai informasi pembangunan daerah serta berbagai informasi
budaya, pariwisata, dan pendidikan. Sistem informasi beberbasis multi
media akan menjadi salah satu
infrastruktur para pemangku kepentingan di sektor penting seperti pariwisata
dan pendidikan diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi dan
berkolaborasi dalam rangka penyebaran informasi dalam bentuk multimedia.
Informasi tersebut akan sangat berguna untuk kepentingan sosialisasi dan
promosi,yang selanjutnya disebarkan
secara digital melalui berbagai platform, seperti videotron, kios-K interaktif,
multi portal web, aplikasi ponsel (mobile app), holographic screen ( media
layar sentuh) dan lain lainnya diharapakan jangkauan penyebaran informasi
menjadi lebih cepat, lebih luas sehingga akan menjadi lebih efektif.
Gambar 3. Rincian Pilar Media Informasi
Gambar 4. Ekosistem Kultur Multi Platfrom Beerbasis Teknologi Informasi
Tantangan sebuah kota bisa menjadi Smart city atau tidak
sesungguhnya masyarakat mempunyai peran yang paling utama, Smar City harus didukung oleh smart people karena masyarakat dan budaya lokal diharapkan bisa menerima perubahan, jika
tidak ini akan menjadi percuma. Pada prinsipnya adalah bagaimana setiap
individu dapat taat terhadap kebijakan pemerintah dan terfasilitasi dalam hal
pelayanan publik dengan pemanfaatan smart card misalnya E-KTP yang kedepan
berfungsi ganda untuk pembayaran pajak, akses perbankan, bahkan sampai dengan
pelanggaran lalu lintas data akan terecord.
Mewujudkan Provinsi Papua sebagai smart city memang tidak mudah. Impian smart city membutuhkan
proses dan sinergi dengan aspek-aspek lain, termasuk penerimaan masyarakat.
Dalam hal ini Smart city bukan merupakan urusan pemerintah
saja, namun membutuhkan partisipasi multi pihak agar program dapat terimplementasikan
dengan baik dan penerapannya harus bersifat menyeluruh, hal inilah yang justru
menjadi tantangannya sehingga hal ini
harus diselesaikan dengan baik. Khusunya untuk Provinsi Papua yang cukup rawan
dengan bencana dapat menambahkan smart disaster management, artinya
bagaimana mengintegrasikan pemanfaatan IT untuk quick response dalam penanganan
bencana.
Holandia Sustainable Forestry Smart City
Infrastruktur Holandia Smart City, mempresentasikan kemajemukan,
masyarakat perkotaan dan wilayah yang metropolis. Posisi kota Jayapura sebagai
pusat perkembangan perekonomian, sejarah dan ilmu pengetahuan menjadikannya
sesuatu kekuatan dari heterogenitas Papua. Papua dengan biodiversitas dan hutan
alamnnya yang cukup luas merupakan nilai terpenting dalam pencanangan city of
forest atau pengembangan insfratruktur hijau. Posisi tersebut didukung oleh
budaya masyarakatnya yang telah merawat bumi dan sumberdaya alamnya dari lintas
genarasi hinggi kini.
Kota tersebut di masa depan diharapkan
telah mempertemukan kesimbangan yang netral antara pembangunan berkelanjutan
dan perlindungan keanekaragaman hayati flora dan fauna, termasuk situs budaya,
alam dan penyelamatan kultur. Teknologi informasi dan internet sebagai tools
yang mengintegrasikan berbagai perbedaan yang bisa diterima secara rasional dan
kultus kebudayaan.
Penutup
Dalam rangka mewujudkan Holandia
Sustainable Forest smart city sangat dibutuhkan dukungan partisipasi
multistakeholders, masyarakat yang cerdas dengan kesetaraan dan pendidikan yang
baik, rencana strategis yang berkesinambungan dan terintegrasi, serta
kemitraan. Implementasi Smart City harus
melibatkan partisipasi masyarakat dari awal sehingga kesetaraan warga,
pemerintah, swasta, dan akademisi mampu menciptakan kota cerdas Adapun
pelibatan swasta tidak hanya mewujudkan
kota yang smart saja tapi juga yang berkelanjutan. Kota harus mendayagunakan
modal dan kapasitas, dengan pengembangan
kawasan dan penerapan teknologi, dan menggerakkan warga untuk bersama
mengembangkan kota.
Dalam rangka mewujudkan Papua-Jayapura sebagai Smart City maka percepatan pembangunan Infrastruktur TIK secara merata, berkualitas dan terjangkau di Papua dan terintegrasi dari beragam sektor sehingga pengawasan data dan pelayanan bisa berjalan secara bersamaan merupakan suatu prasyarat mutlak.
Faktor kesuksesan kota cerdas dibanyak kota-kota lain adalah
karena faktor budaya yang dimulai dari hal paling sederhana, tertib
berkendaraan, perilaku membuang sampah
pada tempatnya, tidak merokok dalam ruangan,menjaga fasilitas publik serta
hidup hidup selaras dengan lingkungan
karena kota cerdas merupakan cerminan warganya, Jika ingin kota cerdas maka masyarakat juga harus cerdas, yang diwujudkan dalam
perilaku cerdas.
Referensi:
- Smart City Peluang Dan Tantangan Untuk Papua Bangkit, Mandiri Dan Sejahtera, Moch El Bahar Conoras, Nina Kurnia Hikmawati, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Provinsi Papua, 2018
- BAPPENAS, 2015. Framework Nasional Pengembangan Smart City di Indonesia, Jakarta
- Economic ans Social Council, 2016, Smart Cities and Infrastructure,
- IEEE. 2016. Smart Cities About, https://smartcities.ieee.org/about, diakses tanggal : 16 Januari 2018
- Supangkat, Suhono. 2015. Anatomi Kota dan Smart City, Indonesia Smart city Initiatives
0 Comments